By: Author 1
Reader,
jangan ketawa kalo jelek ya, ini Cuma asumsi yang kudapat dari sebuah buku.
Lebih ke buku Teenlit sihhh. Yahh… pokoknya jangan ketawa deh. Woke woke??
Langsung aja ya. cekidott…
Pada hakikatnya setiap kehidupan
seorang manusia pasti mengalami jungkir balik kehidupan, atau lebih ngeh kalo
pake bahasanya LIKA-LIKU kehidupan. Lika liku kehidupan. Ya, benar saja itu
terjadi, setiap orang pernah berada dibawah dan juga diatas. Itu adalah garis
kehidupan yang telah diatur oleh yang maha pencipta. Kita harus menjalaninya
dengan bersyukur dan juga berusaha untuk bangkit mencapai puncak yang lebih
tinggi. Setiap manusia menginginkan yang terbaik untuk dirinya, so pasti kan?
Tapi setiap apa yang kita inginkan tak
semudah kita membalikkan telapak tangan untuk mendapatkannya, kadang kita harus
mencari jalan lain untuk bisa sampai ketempat yang kita inginkan. Bahkan tak
jarang ketika kita menemukan jalan pintas dan memasukinya dengan sangat
bersemangat, tetapi malah jalan buntu yang kita temukan. Itu artinya apa yang
terjadi tak selalu sama seperti yang kita harapkan.
Seperti KEPITING.
Pernah
tau nggak, kepiting itu jalannya kesamping? Sekalipun ada makan tepat
didepannya, dia tetep aja harus mutar
dulu. Berputar berputar berputar dan berputar, barulah dia dapat memakan
makanan yang tadi tepat ada didepannya. Perjuangan seekor kepiting inilah yang
hendaknya kita jadikan perbandingan antar seorang manusia dan seekor binatang. Jadi,
sebagai makhluk paling sempurna yang diciptakan-Nya kita harus mengikuti garis
hidup kita. Intinya kita harus tetap survive dalam keadaan apapun. Kita harus
bisa bangkit kembali ketika kita jatuh, dan sebisa mungkin bertahan dipuncak
kehidupan ketika berada diatas, dan terpenting kita harus bersyukur dengan apa
yang kita miliki, eeeiiittss tapi jangan salah artikan. Mensyukuri bukan
berarti pasrah. Sekali lagi, JANGAN salah artikan. Bisa dibilang kita harus
bisa lebih tegar daari seekor kepiting.
Sebenarnya
sih ada 2 asumsi yang kudapat dari buku itu, tapi aku lebih milih analogi yang
satu ini untuk kujadikan yahhh… mungkin sebagai pembangunku dikala aku jatuh
nanti, atau saat saat seperti ini, yahhh kita kan boleh berencana tapi yang
absolutnya tetep aja ditangan Sang Pencipta, bener kagak??
Yah
setidaknya ini yang ku dapat dari buku itu. Segini dulu yan readers. Bye…bye…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar